Pages

Wednesday, May 9, 2012

Jangan Takut!

Sumber Foto: http://bit.ly/K1FZiD
Irshad Manji menolak berdiri di podium. Ia ingin bicara sambil duduk. Ia tidak mau acara itu menjadi acara pidato. Dia ingin berdiskusi dan bertukar gagasan. Setiap orang boleh mengemukakan pendapat, bertanya, atau berkomentar apapun.

Acara malam 4 Mei 2012 itu cukup meriah. 150 orang hadir. Mereka mendaftar. Dua hari sebelum acara, panitia sudah mengumumkan bahwa seluruh kursi sudah penuh. Mereka yang datang di hari H terpaksa masuk dalam daftar tunggu. Kebanyakan yang hadir malam itu adalah anak-anak muda.

Buku Irshad Manji edisi bahasa Indonesia, “Allah, Liberty and Love: Suatu Keberanian Mendamaikan Iman dan Kebebasan” menjadi pintu masuk diskusi. Salihara, sang empunya tempat, memberi judul acara itu “Iman, Cinta, dan Kebebasan.”

Sunday, April 22, 2012

Pasca-Islamisme PKS


Judul: Dilema PKS: Suara dan Syariah
Penulis: Burhanuddin Muhtadi
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), 2012
Tebal: xxviii + 307 halaman

Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKS di Medan, 26-30 Maret 2012 mengusung tema “Bekerja dalam Kebhinekaan untuk Kejayaan Bangsa.” Tema kebhinekaan ini tidak mengejutkan. Pada 2008, PKS malah menyelenggarakan Mukernas di Bali dengan menampilkan logo hitam kuning mereka bersinar dari balik pura. Pada Pemilu 2004, partai ini menanggalkan slogan Islamisme dan menggantinya dengan “bersih dan peduli.” Terjadi pergeseran orientasi? 

Olivier Roy, Asef Bayat, dan beberapa pengamat lain menyebut gejala ini sebagai pasca-Islamisme, di mana demokrasi mulai diterima. Gejala itu terjadi pada Partai Kebebasan dan Keadilan di Mesir, Partai an-Nahdla di Tunisia dan PJD (Parti de la Justice et du Développement) di Maroko. Juga terjadi pada AKP (Adalet ve Kalkınma Partisi)  di Turki.